Jaringan tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu
jaringan muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat
permanen, yaitu jaringan dewasa yang tidak membelah.
Jaringan Tumbuhan
1. Jaringan Meristem
Jika diperhatikan, tumbuhan dewasa tidak
langsung menjadi besar dengan tiba-tiba. Pertumbuhannya dimulai dari
kecil, kemudian seiring bertambahnya waktu, maka dia akan bertambah
besar.
Untuk membuktikan kerja dari jaringan
meristem tumbuhan, Anda dapat mengamati tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah
atau lingkungan! Jika Anda amati, ternyata tanaman itu semakin hari
akan bertambah tinggi atau panjang dan besar. Pertumbuhan tinggi dan
besar ini disebabkan adanya aktivitas pembelahan pada jaringan tumbuhan.
Jaringan yang aktif membelah ini disebut jaringan meristem.
Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat
antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan
pertumbuhan. Pada jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya
ruang antarsel, di antaranya sel-sel meristem. Sel-sel meristem
berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.
Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung satu
atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan
kadang-kadang tidak ada.
Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain berdasarkan letaknya dan terjadinya.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem Ujung (Apikal)
Meristem
ujung (apikal) merupakan jaringan muda yang terbentuk oleh sel-sel
initial yangberada pada ujung-ujung dari alat-alat tumbuhan. Dengan
adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah tinggi dan panjang.
Meristem ini dapat Anda lihat pada gambar berikut.
b. Meristem Samping (Lateral)
Meristem lateral merupakan jaringan muda
yang terbentuk oleh selsel initial yang terletak antara bagian
alat-alat tumbuhan (antara jaringanjaringan dewasa). Akibat aktivitas
meristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan besar ke samping. Coba
Anda sebutkan tumbuhan apa saja di sekitar Anda yang dapat mengalami
pertumbuhan membesar pada batangnya. Agar lebih jelas, perhatikan gambar
berikut.
Meristem samping
Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
a. Meristem Primer
Meristem primer merupakan jaringan muda
yang berasal dari sel-sel initial yang disebut promeristem. Berdasarkan
teori yang dikemukakan oleh Haberlandt, promeristem akan berkembang
menjadi protoderm, prokambium, dan meristem dasar. Protoderm akan
berdeferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan
berdeferensiasi menjadi sistem jaringan pengangkut, sedangkan meristem
dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan dasar).
Meristem primer terletak pada ujung akar
dan ujung batang tumbuhan. Menurut Hanstein, pada bagian ujung akar
dibagi menjadi tiga daerah, yaitu :
1) dermatogen yang akan berkembang menjadi epidermis;
2) periblem yang akan berkembang menjadi korteks;
3) pleron yang akan berkembang menjadi stele.
Meristem pada ujung batang menurut Schmidt dibagi menjadi dua bagian.
1) Korpus
Bagian ini merupakan
bagian pusat dari titik tumbuh, yang memiliki area yang luas dan
sel-selnya relatif besar. Sel-sel pada bagian korpus ini akan membelah
secara tak beraturan.
2) Tunika
Bagian ini merupakan
bagian paling luar dari titik tumbuh. Tunika terdiri atas satu atau
beberapa lapis sel, dengan sel-sel yang relatif kecil dan mengalami
pembelahan ke samping (ke arah lateral).
b. Meristem Sekunder
Meristem ini berasal dari jaringan
dewasa dan selanjutnya berubah menjadi meristematis. Sel-sel meristem
sekunder berbentuk pipih atau prisma yang di bagian tengahnya terdapat
vakuola. Contohnya, kambium dan kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam
batang dan akar dari tumbuhan golongan dikotil dan Gymnospermae, serta
beberapa tumbuhan dari golongan monokotil (Agave, Aloe, Jucca, dan
Draceana). Kambium gabus terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat
membentuk jaringan gabus yang sukar dilalui air.
2. Jaringan Permanen/Dewasa
Jaringan permanen (dewasa) merupakan
jaringan yang tidak aktif membelah lagi dan sudah mengalami
diferensiasi. Jaringan ini mempunyai ukuran yang relatif besar
dibandingkan sel-sel meristem. Jaringan permanen memiliki vakuola yang
besar sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang menempel
pada dinding sel. Sel-selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai
dengan fungsinya, dan di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
Untuk mengetahui struktur jaringan
epidermis, amatilah dengan mikroskop preparat awetan yang ada di sekolah
atau Anda dapat membuat preparat irisan sendiri dengan menggunakan
batang tumbuhan tertentu.
a. Epidermis
Jaringan
epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti
akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu
lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang
memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis
tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruanganruangan antarsel.
Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas,
walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan
tidak mengandung plastida.
Penebalan-penebalan yang terjadi pada
membran sel epidermis biasanya merupakan penebalan sekunder yang terdiri
atas selulosa yang berwujud sebagai garis-garis lamela. Pada tanaman
kering (xerophita), penebalan tidak hanya mengandung selulosa saja,
tetapi juga mengandung zat kitin. Selain itu, pada membran sel yang
saling berhadapan dengan udara lingkungannya, umumnya penebalan semakin
tebal karena adanya lapisan kutikula sehingga sel-sel epidermisnya
menjadi sulit untuk dilalui air dan penguapan menjadi terbatas. Pada
tumbuhan air (hidrophita), membran selnya tidak mengandung zat kitin
maupun kutikula, kadang-kadang mengandung lemak dan damar.
Pada tumbuhan tertentu, lapisan
epidermis selain mengandung kutikula juga mengandung lapisan lilin yang
tidak dapat ditembus air. Pada tumbuhan golongan Gramineae, Cyperaceae,
Equistinae, memiliki permukaan yang keras dan kaku. Ini disebabkan
adanya zat-zat karbonat dan kersik pada sel-sel epidermis. Pada tumbuhan
Ficus elastica terdapat hidrodermis yang bisa berfungsi sebagai tempat
penyimpanan air.
Sel-sel initial epidermis sebagian dapat
berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut derivat
epidermis, seperti stomata, trikoma, dan sel kipas.
1) Stomata
Stomata
adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua
tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata
paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel
penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup
yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan
permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan
epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis
(menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk
seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan
rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup
berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di
samping sebuah sel penutup. Untuk memahami struktur stomata, Anda dapat
melihatnya pada gambar tersebut.
2) Trikoma
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau
banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan
terbentuk dari jaringan epidermis atau di bawah epidermis disebut
emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut
spina.
Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
a) Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi untuk mengurangi penguapan.
b) Menyerap air serta garam-garam mineral.
c) Mengurangi gangguan hewan.
Trikoma dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Trikoma Glanduler
Trikoma glanduler merupakan trikoma yang
dapat menghasilkan sekret. Trikoma glanduler dapat bersel satu atau
banyak. Tumbuhan yang memiliki trikoma glanduler, contohnya, tembakau
(Nicotiana tabacum) yang terletak pada daunnya.
Macam-macam trikoma glanduler antara lain:
(1) trikoma hidatoda, terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala dan mengeluarkan larutan yang berisi asam organik;
(2) kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma
yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel permukaan sel;
(3) kelenjar garam terdiri atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek.
(4) Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal.
b) Trikoma Nonglanduler
Trikoma ini tidak menghasilkan sekret. Macam-macam Trikoma nonglanduler, antara lain:
(1) rambut sisik, misalnya pada daun durian;
(2) rambut bercabang, misalnya pada daun waru;
(3) rambut akar.
Untuk memahami struktur trikoma, perhatikan gambar tersebut.
b. Parenkim
Parenkim merupakan jaringan yang
terbentuk atas sel hidup. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar
karena hampir pada setiap tumbuhan akan terdapat parenkim. Jaringan
parenkim terdapat pada jaringanjaringan lain. Selain itu, jaringan
parenkim disebut juga jaringan pemula karena pada tumbuhan primitif
tubuhnya hanya terdiri atas sel-sel parenkim.
Jaringan
parenkim memiliki membran sel yang tipis dan jarang mengandung lignin.
Sel ini masih melakukan aktivitas hidup dan mempunyai vakuola yang
berisi zat makanan. Jaringan parenkim memiliki kloroplas dan berbentuk
poligonal dengan banyak ruang antarsel untuk pertukaran udara. Selain
membentuk jaringan sederhana, sel parenkim merupakan komponen dari dua
jaringan kompleks, yaitu xilem dan floem.
Beberapa organ tubuh tumbuhan yang mengandung jaringan parenkim adalah sebagai berikut.
1) Batang, Jaringan parenkim pada batang terdapat pada empulur dan di antara epidermis dan pembuluh angkut.
2) Akar, Jaringan parenkim pada akar juga terletak di antara epidermis dan pembuluh angkut sebagai korteks.
3) Mesofil daun, Jaringan parenkim pada mesofil daun kadang-kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang.
4) Pembentuk daging buah
5) Pembentuk endosperma
Jaringan parenkim dibedakan berdasarkan
fungsi dan bentuknya. Macam-macam jaringan parenkim berdasarkan
fungsinya, antara lain seperti berikut.
1) Parenkim Asimilasi (Klorenkim)
Parenkim asimilasi banyak mengandung klorofil sehingga dapat bermanfaat untuk proses fotosintesis.
2) Parenkim Udara (Aerenkim)
Pada parenkim udara terdapat ruang
antarsel, fungsinya adalah untuk aerasi atau pertukaran gas pada tanaman
air, yaitu untuk mengapung pada permukaan air.
3) Parenkim Air
Parenkim air berfungsi untuk menyimpan
air. Parenkim ini dijumpai pada tumbuhan xerofit dan epifit. Contohnya,
parenkim yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan Agave dan Aloe.
4) Parenkim Makanan
Parenkim ini berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan. Bisa terdapat pada akar, umbi, buah, dan batang.
Makanan cadangan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, misalnya
tepung, protein, lemak, dan tetestetes minyak
5) Parenkim Pengangkut
Jaringan parenkim pengangkut berguna
sebagai alat pengangkut yang menghubungkan jaringan-jaringan sebelah
luar dan dalam yang disebut dengan parenkim jari-jari empulur.
Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi empat.
1) Parenkim palisade, merupakan parenkim
penyusun mesofil, kadang pada biji berbentuk sel panjang, tegak,
mengandung banyak kloroplas.
2) Parenkim bunga karang, juga merupakan
parenkim penyusun mesofil daun. Bentuk dan ukuran parenkim ini tak
teratur dengan ruang antarsel yang lebih besar.
3) Parenkim bintang, berbentuk seperti bintang bersambungan ujungnya misalnya pada tangkai daun Canna sp.
4) Parenkim lipatan, dinding selnya
mengadakan lipatan ke arah dalam serta banyak mengandung kloroplas.
Misalnya pada mesofil daun pinus dan padi.
Jaringan parenkim
c. Jaringan Penunjang (Mekanik)
Coba perhatikan pohon berbatang besar
dan tinggi yang ada di sekitar lingkungan Anda! Misalnya, pohon jambu
air, mangga, nangka, dan sebagainya. Walaupun ada angin menerpa, batang
pohon tersebut tetap berdiri tegak. Pada saat musim kemarau, pohon-pohon
itu masih bisa berdiri tegak dan kuat walaupun saat itu kandungan air
berkurang. Mengapa bisa demikian? Itu disebabkan pada tumbuhan tersebut
terdapat jaringan mekanik.
Jaringan mekanik berfungsi untuk
kekuatan pada tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan tingkat tinggi yang
berbatang besar dan tinggi, pengaruh kekurangan kandungan air pada
sel-selnya dapat diatasi dengan adanya jaringan mekanik ini, sehingga
tumbuhan tetap tegak tanpa mengalami kelayuan, bahkan pada pohon yang
berbatang kecil pun walaupun kekurangan air dan diterpa angin akan tetap
kokoh berdiri dan tidak layu karena adanya jaringan mekanik ini. Pada
tumbuhan tingkat rendah yang belum terdapat jaringan mekanik, maka
sebagai penguat tubuhnya adalah tekanan turgor atau tekanan dinding
selnya.
Sesuai dengan fungsinya sebagai penguat
tubuh tumbuhan, maka jaringan mekanik ini memiliki dinding sel yang
tebal, mengandung lignin, dan zat-zat lainnya yang memberi sifat keras
pada dinding sel.
Jaringan mekanik dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Kolenkim
Jaringan kolenkim terjadi dari
prokambium. Jaringan ini terdapat pada organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan selnya tidak memiliki
lignin dan tersusun atas satu macam sel yang mengandung kloroplas,
sehingga kolenkim bisa berfungsi untuk fotosintesis. Bila sel ini
dilihat dengan mikroskop, terlihat bahwa dinding selnya jernih, putih,
mengkilat.
Kolenkim batang tumbuhan Solanum tuberasum
Jaringan kolenkim terdapat pada organ
tumbuhan, terutama pada golongan dikotil yaitu pada bagian daun, batang,
dan bunga. Jarang terdapat pada bagian akar yang berada dalam tanah.
Hanya kadang-kadang tumbuhan yang akarnya menjulang di atas tanah
didapati jaringan kolenkim. Pada beberapa golongan tumbuhan monokotil,
jaringan kolenkim tidak terdapat pada jaringan batang maupun daunnya,
hal ini disebabkan karena yang berkembang lebih dahulu adalah jaringan
mekanik yang berupa jaringan sklerenkim. Letak jaringan yaitu pada
jaringan perifer, tepat di bawah epidermis daun dan batang.
Bentuk sel kolenkim ada yang panjang dan
pendek. Sel yang pendek berbentuk seperti prisma, sedangkan yang
panjang bentuknya hampir mirip dengan serat-serat dengan ukuran ± 2 mm.
Dinding sel kolenkim mengalami penebalan-penebalan setempat berupa zat
pektin.
Berdasarkan letak penebalannya, kolenkim dibedakan menjadi empat.
Macam-Macam Kolenkim
Kolenkim pada bermacam-macam tumbuhan
2) Sklerenkim
Jaringan
sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ
tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau
organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi
segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih
lemah.
Sklerenkim tidak mengandung protoplas,
sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung
penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan
sklerenkim dibedakan menjadi dua.
a) Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)
Serat-serat sklerenkim terdiri atas
sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya
runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati.
Dinding
selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela
selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon,
yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk
bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada
tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya
pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam
bentuk untaian yang terpisah-pisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam
korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan
floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu
sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan
epidermis.
Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.
(1) Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari)
Serat ekstraxilari
ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan
untuk membuat tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
(2) Serat Xilem (Xilari)
Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.
b) Sel-Sel Batu (Sklereid)
Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan,
antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid
tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras.
Pada beberapa tumbuhan, kadangkadang ditemukan pula zat suberin dan
kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar,
membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit
karena adanya penebalan-penebalan dinding sel.
Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam
bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran
seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung
seperti pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur
sel-sel batu ini, perhatikan gambar berikut.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan
terdiri atas xilem dan floem. Jaringan ini merupakan jaringan khusus.
Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan, yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut
zat-zat mineral yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan
yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian
lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup dan berkembang.
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada
tumbuhan tingkat tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak
ditemui jaringan ini. Hal ini disebabkan pada tumbuhan tingkat rendah
pengangkutan air dan zat-zat makanan cukup berlangsung dari sel ke sel.
Jaringan pengangkut dibedakan menjadi dua, yaitu xilem dan floem.
1. Xilem (Pembuluh Kayu)
Fungsi xilem adalah sebagai tempat
pengangkutan air dan zat-zat mineral dari akar ke bagian daun. Susunan
xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks, terdiri
atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada yang telah
mati dan ada pula yang masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel
penyusun xilem telah mati dengan membran selnya yang tebal dan
mengandung lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Unsur-unsur utama xilem adalah sebagai berikut.
a. Trakeid
Susunan sel trakeid terdiri atas sel-sel
yang sempit, dalam hal ini penebalan-penebalan pada dindingnya ternyata
berlangsung lebih tebal jika dibandingkan dengan yang telah terjadi
pada trakea. Sel-sel trakeid itu kebanyakan mengalami penebalan
sekunder, lumen selnya tidak mengandung protoplas lagi. Dinding sel
sering bernoktah. Trakeid memiliki dua fungsi, yaitu sebagai unsur
penopang dan penghantar air.
b. Trakea (Komponen Pembuluh)
Trakea terdiri atas sel-sel silinder
yang setelah dewasa akan mati dan ujungnya saling bersatu membentuk
sebuah tabung penghantar air bersel banyak yang disebut pembuluh.
Dindingnya berlubang-lubang tempat lewat air dengan bebas dari satu sel
ke sel lain sehingga berbentuk suatu tabung yang strukturnya mirip
sebuah talang. Kekhususan pada trakea antara lain, ukurannya lebih besar
daripada sel-sel trakeid dan membentuk untaian selsel longitudinal yang
panjang, penebalan-penebalannya terdiri atas zat lignin yang tipis
dibandingkan trakeid.
c. Parenkim Xilem
Parenkim xilem biasanya tersusun dari
sel-sel yang masih hidup. Dapat dijumpai pada xilem primer dan sekunder.
Pada xilem sekunder dijumpai dua macam parenkim, yaitu parenkim kayu
dan parenkim jari-jari empulur.
Parenkim kayu sel-selya dibentuk oleh
sel-sel pembentuk fusi unsur-unsur trakea yang sering mengalami
penebalan sekunder pada dindingnya. Parenkim jari-jari empulur tersusun
dari sel-sel yang pada umumnya mempunyai dua bentuk dasar, yakni yang
bersumbu panjang ke arah radial dan sel-sel bersumbu panjang ke arah
vertikal.
Sel-sel parenkim xilem berfungsi sebagai
tempat cadangan makanan berupa zat tepung. Zat tepung biasanya
tertimbun sampai pada saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang
bersamaan dengan kegiatan kambium.
2. Floem
Floem berfungsi untuk mengangkut dan
menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari
bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem mempunyai susunan jaringan
yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas beberapa macam bentuk sel
dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap hidup atau aktif dan
sel-sel yang telah mati.
Sel yang menyusun floem antara lain sel
tapis, sel penyerta, sel serabut, kulit kayu, dan sel parenkim kulit
kayu. Pada kegiatan mencangkok, bagian ini harus dikelupas habis.
Tahukah Anda mengapa demikian? Hal ini dilakukan supaya zatzat makanan
tertimbun pada bagian tersebut sehingga dapat terbentuk akarakar pada
media cangkoknya. Struktur floem dapat Anda lihat pada gambar berikut.
Floem terdiri atas unsur-unsur berikut.
a) Unsur-Unsur Tapis
Unsur-unsur tapis memiliki ciri-ciri,
yaitu adanya daerah tipis di dinding dan intinya hilang dari protoplas.
Daerah tapis merupakan daerah noktah yang termodifikasi dan tampak
sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut
dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur tapis yang
berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya
meruncing di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding
lateral banyak mengandung daerah tapis yang berpori. Pada komponen bulu
tapis, dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel di
bawahnya atau di atas sehingga membentuk deretan sel-sel memanjang yang
disebut pembuluh tapis.
b) Sel Pengantar
Sel pengantar merupakan sel muda yang
bersifat meristematis. Sel-sel pengantar di duga mempunyai peran dalam
keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
c) Sel Albumin
Sel albumin terdapat pada tanaman
Conifer, yang merupakan sel-sel empulur dan parenkim floem, mengandung
banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-sel tapis. Diduga
sel-sel albumin mempunyai fungsi serupa dengan sel pengantar.
d) Parenkim Floem
Parenkim floem merupakan sel-sel hidup
yang berfungsi untuk menyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat organik
lainnya dan juga merupakan tempat akumulasi beberapa zat seperti zat
tannin dan resin.
e) Serat-Serat Floem
Serat-serat floem merupakan sel-sel
jaringan yang telah mengayu. Di dalam berkas pengangkut, unsur-unsur
xilem dan floem selalu terdapat berdampingan atau salah satu di
antaranya terletak mengelilingi unsur lain.
Kenyataan di alam menunjukkan bahwa
floem selalu terdapat berpasangan dengan xilem untuk membentuk berkas
pengangkut pada tumbuhan. Dalam pengamatan di bawah mikroskop, berkas
pengangkut dapat dengan mudah dibedakan dengan jaringan parenkim di
sekitarnya karena relatif kecil dan tanpa ruang antarsel. Hanya trakea
yang sel-selnya lebih besar dibandingkan sel-sel di sekitarnya.
Berdasarkan letak xilem dan floemnya, berkas pengangkut dibedakan menjadi tiga tipe dasar, yaitu sebagai berikut.
a) Kolateral
Tipe kolateral terjadi pada berkas
pengangkut di mana letak xilem dan floem berdampingan. Floem berada di
bagian luar. Tipe kolateral dibedakan menjadi tiga.
1) Kolateral Tertutup
Tipe kolateral tertutup terbentuk bila
antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, melainkan terdapat
parenkim. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini kadang
dikelilingi jaringan sklerenkim yang sering disebut sebagai seludang
berkas pengangkut. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini dapat
dijumpai pada tumbuhan golongan Monokotil.
2) Kolateral Terbuka
Pada tipe ini antara xilem dan floem
terdapat kambium, misalnya pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Pada
tipe kolateral terbuka, kambium merupakan penghubung antara xilem dan
floem. Berdasarkan letaknya pada tipe ini, kambium dibedakan menjadi dua
yaitu kambium fasikuler, bila kambiumnya terletak dalam berkas
pengangkut dan kambium interfasikuler bila kambiumnya terletak di luar
berkas pengangkut. Kambium fasikuler berperan dalam pembentukan floem ke
arah luar dan xilem ke arah dalam.
3) Bikolateral
Bila xilem terdapat di antara dua xilem
dan floem maka disebut bikolateral. Di antara floem bagian luar dan
xilem terdapat kambium, sedangkan antara xilem dan floem bagian dalam
tidak terdapat kambium. Contohnya, pada tumbuhan Solanaceae.
Untuk memahami perbedaan struktur tipe kolateral dapat Anda perhatikan gambar berikut.
Kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan bikolateral terbuka
b) Konsentris
Apakah yang dimaksud tipe konsentris
itu? Disebut tipe konsentris, yaitu bila jaringan pengangkut yang ada
terletak di tengah-tengah, sedangkan unsur jaringan pengangkut lainnya
mengelilingi unsur yang berada di tengah itu. Pada tipe konsentris letak
xilem dikelilingi floem atau sebaliknya.
Tipe konsentris dibedakan menjadi dua.
1) Konsentris amphikribral
Pada tipe ini letak
xilem berada di tengah-tengah, dan floem mengelilingi xilem tersebut.
Umumnya dijumpai pada tumbuhan golongan paku-pakuan (Pteridophyta).
2) Konsentris amphivasal
Pada tipe ini letak
amphivasal floem berada di tengah-tengah, sedangkan xilem mengelilingi
floem tersebut. Contohnya pada Cirdyline sp. dan rhizoma Acorus calamus.
Untuk memahami perbedaan struktur tipe konsentris, perhatikan gambar
berikut.
Tipe konsentris amphikribral dan konsentris amphivasal
c) Radial
Tipe
radial terjadi bila xilem dan floem bergantian menurut arah jari-jari
lingkaran. Contoh terdapat pada akar primer dikotil dan akar tumbuhan
monokotil. Untuk memahami struktur tipe radial ini dapat Anda perhatikan
gambar berikut.
3. Jaringan Gabus
Jaringan ini mempunyai sifat lebih kuat
daripada epidermis, terdapat di bagian tepi alat-alat tumbuhan. Pada
tumbuhan yang berumur panjang, bila epidermis telah mati atau tidak
aktif, maka jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis yaitu
sebagai pelindung jaringan di bawahnya. Jaringan gabus dibentuk oleh
kambium gabus yang disebut felogen. Sel-sel gabus mengandung suberin dan
kutin.
Letak jaringan gabus rapat antara satu
dengan yang lainnya. Ruang antarselnya tidak ada, sehingga sukar
ditembus air dan gas. Dengan adanya celah-celah atau pori-pori pada
lapisan gabus yang disebut lentisel, maka kesulitan itu dapat
ditanggulangi karena air dan gas-gas bisa menerobos dan melaluinya.
Jaringan gabus dibedakan menjadi tiga.
a. Eksodermis
Jaringan gabus terdiri atas tiga bagian,
yaitu gabus yang terdapat di bagian dalam dari tumbuhan sehingga
berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan.
Jaringan ini terletak di luar dan mengandung suberin pengganti
epidermis.
b. Endodermis
Pada bagian endodermis yang masih muda,
dinding selnya terdiri atas selulosa dan bersifat elastis, sedangkan
endodermis yang sudah tua atau dewasa pada dinding selnya terjadi
penebalan-penebalan berupa titik-titik atau pita dari zat kayu dan
mengandung suberin serta kutin yang disebut titik atau pita kaspari.
c. Periderm (Kulit Gabus)
Periderm dibagi menjadi tiga bagian berikut.
1) Felogen (Kambium Gabus)
Felogen merupakan
kambium gabus yang merupakan lapisan sel yang meristematis. Felogen
dapat terbentuk dari berbagai jaringan hidup, misalnya epidermis,
parenkim korteks yang sel-selnya dapat berubah menjadi meristematik.
Felogen ke arah luar membentuk gabus (felem) dan ke arah dalam membentuk
parenkim (feloderm). Felogen, felem, dan feloderm membentuk jaringan
kulit gabus (periderm). Perkembangan felogen (kambium gabus) dapat Anda
lihat pada gambar berikut.
Perkembangan felogen (kambium gabus)
2) Felem (Gabus)
Felem merupakan lapisan gabus sebagai produk dari felogen yang terbentuk ke arah luar.
3) Feloderm (Parenkim Gabus)
Jaringan ini dapat
dikatakan hampir homogen dengan parenkim korteks yang terbentuk ke arah
dalam sehingga hanya terdapat di lapisan paling dalam.
Dengan adanya jaringan gabus maka bagian
dalam tumbuhan hidup terpisah dari udara luar. Untuk itulah diperlukan
adanya hubungan antara bagian dalam tumbuhan dengan udara luar untuk
menunjang berbagai macam proses kehidupan. Dalam hal ini, pada jaringan
gabus batang terdapat lentisel.
Semoga materi jaringan tumbuhan diatas dapat dipahami dengan baik, selamat belajar.